Template by:
Free Blog Templates

Thursday, November 10, 2011

Pergi ke Rumah Suci

Langit Kelabu gelanggang adzan maghrib saling bersahut menutupi keindahan Senja. Tak beranjak ceria, masih berlinang air mata yang mungkin tumpah di esok hari. Aku pun membuka jeruji besi beroda dua, menggesernya seirama angin utara. Melangkahkan kaki pergi ke rumah Suci. Kulihat jembatan dari mahoniwood masih melintang di atas galian parit tak berair di depan gang mungilku, my 1 onefourth ganglion. Ku melintasi menapakinya, sepasang kekasih berdiri di atasnya tak merasakan kehadiranku. Mereka menatap kosong para kuda besi yang berlalu-lalang. Hingga aku bergeming meminta menghabiskan 1 meter mahoniwoodku yang masih tersisa. Syukron Katsir ucapku lirih dalam hati. Ku lanjutkan langkah kecilku perlahan, menghindari percikan air mata Sang kelabu yang tergenang pada cekungan asphalt. Iqomah berkumandang, aku telah menapak di pintu gerbang rumah Suci. Sesegera kubasuh seven icon penting tubuh ini sebagai rukun menghadap kesucian. Allahummaghfirli zunubi waftahli abwaba rahmatika. Menangkan diri, menentramkan Jiwa.

0 comments:

Post a Comment